Busi adalah komponen kecil tetapi memainkan peranan besar dalam
setiap mesin bakar. Tanpa busi, mesin tidak dapat dihidupkan. Fungsi
busi adalah menyalakan campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke
dalam ruang pembakaran, menghantarkan panas keluar dari pembakaran dan
menutup lubang di kepala silinder agar gas pembakaran tidak bocor.
Menurut
Heri Margiraharjo, Sales Technical Engineer PT NGK Busi Indonesia, jika
mesin mogok jangan langsung menyalakan busi, mengingat fungsi busi
hanya mengeluarkan percikan api dan memindahkan panas keluar dari ruang
pembakaran.
Selain itu busi berperan juga sebagai jendela dan
memberi petunjuk tentang kondisi mesin. Ibarat thermometer dipakai
dokter, mekanik dapat mendiagnosis gejala dan kondisi mesin.
“Kalau dia mekanik yang sudah tinggi jam terbangnya dan
berpengalaman, pasti dia bisa menganalisa gejala-gejala kayak gitu, dan
bisa menemukan akar permasalahan mesin,” terang Heri kepada otosia.com
dalam kesempatan lalu.
Terkadang busi sering dijadikan kambing
hitam dan dibuang sebelum umur pakainya berakhir. Padahal usia busi
untuk kendaraan roda dua rata-rata 5.000 km, dan untuk roda empat
rata-rata 10.000 – 15.000 km.
Pada bagian lain, setidaknya ada
beberapa hal yang perlu diketahui soal busi. Misalnya menyangkut suhu
busi dalam kendaraan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi suhu
busi:
- Perbandingan udara/bensin
Suhu di
pucuk pengapian paling ideal jika perbandingan udara dan bensin 14.7 :
1. Hal ini juga akan menghasilkan tenaga mesin secara maksimal. Suhu
tersebut akan menurun apabila udara/bensin diubah menjadi lebih kurus
atau lebih gemuk.
- Perbandingan kompresi
Menaikkan
perbandingan kompresi berisiko menaikkan suhu dan tekanan gas
pembakaran. Sebagai akibatnya, suhu pucuk pengapian naik, dan sebaliknya
toleransi pengapian dini malah menurun secara perlahan-lahan.
- Setelan waktu pengapian
Memajukan
waktu pengapian berakibat meningkatnya suhu pucuk pengapian, karena
waktu kompres gas pembakaran diperpanjang. Sementara toleransi suhu
pengapian dini naik secara perlahan-lahan karena tekanan dan suhu bahan
bakar lebih rendah sebelum pembakaran.
- Bahan bakar
Pada
kecepatan dan beban normal, suhu pucuk pengapian dan dinding ruang
pembakaran sedikit lebih tinggi dengan bahan bakar LPG daripada bensin.
Ini disebabkan LPG tidak membutuhkan panas untuk menguap, maka proses
pendinginan pun lebih lamban.
- Kecepatan dan beban mesin
Suhu pucuk pengapian meningkat secara proporsional dengan meningkatnya kecepatan dan penambahan beban.
- Pengencangan busi
Kurang
mengencangkan busi atau gasketnya ketinggalan saat pemasangan busi
berakibat naiknya suhu busi dengan cepat, karena penyaluran panas dari
mesin tidak efisien. Jika sistem pendinginan air macet, suhu mesin dan
busi naik lebih cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar